Minggu, 02 Mei 2010

10 BEK TERBAIK DARI DULU HINNGA SEKARANG

Bek (back) atau pemain belakang adalah posisi yang sangat vital dalam dunia sepak bola, merekalah benteng pertahanan yang harus menjaga daerah pertahanan agar para striker lawan tidak dapat membobol pertahanan mereka dan kemudian mencetak gol. Bagi banyak orang , Bek-bek terbaik berasal dari italia, hal ini mungkin karna gaya permainan sepakbola italia memang mengandalakan pertahanannya. tapi ternyata tidak semua bek-bek terbaik di dunia berada di Italia,

Berikut adalah daftar 10 bek terbaik di Dunia sepanjang masa yang didasarkan pada prestasi dan skill rata-rata pemain selama masa bermain :

10. Daniel Passarella (Argentina)

Inilah pemain serba bisa dari Argentina. Jago bertahan maupun menyerang, dan membantu terciptanya peluang bagi rekan setimnya, sekaligus menyapu bersih usaha lawan-lawannya. Ia juga dikenal efektif dalam eksekusi penalti dan tendangan bebas. Dengan 134 gol dalam 451 pertandingan, ia pernah mencetak rekor sebagai bek paling haus gol sepanjang masa. Meski demikian, rekor yang sama di Serie A Italia masih menjadi miliknya hingga saat ini. Ia sering dibandingkan dengan Beckenbauer.
Prestasinya yang paling menonjol adalah dua kali juara dunia bersama Argentina, yaitu pada 1978 dan 1986. Ia juga memenangkan Liga Utama Argentina selama empat kali bersama River Plate.

9. Giacinto Facchetti (Italia)

Meski karirnya berawal sebagai pemain depan, Facchetti kemudian beralih menjadi salah satu bek paling efektif dalam sejarah sepakbola Italia. Rentetan gelar yang dikoleksinya antara lain adalah Scudetto pada 1963, 1965, 1966, dan 1971; Coppa Italia 1978; Piala European Champions Club (sekarang Liga Champions) 1964 dan 1965; Piala Intercontinental 1964 dan 1965, serta pemenang Euro 1968. Hebatnya lagi, semua gelar klubnya diraih bersama satu klub, yaitu Inter Milan.
Tak heran jika Pele memasukkannya dalam daftar FIFA 100.

8. Lothar Matthaus (Jerman)

Matthaus baru bermain sebagai pemain belakang saat usianya sudah merambah 30-an. Sebelumnya ia lebih banyak berada di lini tengah. Toh dimanapun ia bermain, Maradona menyebutnya sebagai rival terberat. Dan kenapa tidak? Tak kurang dari tujuh gelar Bundesliga pernah menjadi miliknya, ditambah dengan tiga Piala Jerman, sebuah mahkota Serie A, dua Piala UEFA, satu Kejuaraan Eropa, serta Piala Dunia. Komunitas sepakbola Jerman menobatkannya menjadi pemain terbaik pada 1990 dan 1999, dan FIFA pun tak segan memberikan gelar pemain terbaik dunia 1991 padanya.
Sayang karirnya sebagai pelatih tidak secemerlang itu. Ia dipecat dari timnas Hongaria dan Red Bull Salzburg.

7. Fabio Cannavaro (Italia)

Kapten Italia ini merupakan bek pertama yang dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Dunia oleh FIFA setelah Italia menjuarai Piala Dunia pada 2006. Pada tahun yang sama, ia juga memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa, dan dua kali terpilih dalam pasukan FIFPro World XI, yaitu pada 2005/06 dan 2006/07.
Sayang, walau pernah meraih gelar juara La Liga dua kali dengan Real Madrid, ia belum pernah menang di Serie A.

6. Roberto Carlos (Brasil)

Roberto Carlos tampil di tiga Piala Dunia bersama Brasil. Selain membawa timnya ke final 1998, ia juga menjadi pemain kunci pada saat Brasil menang empat tahun kemudian. Kontribusinya sebagai pengeksekusi tendangan bebas juga tidak bisa diremehkan, termasuk pada 3 Juni 1997, ketika ia mencetak gol dari jarak 35 m saat melawan Prancis.
Di Real Madrid, ia meraih empat gelar juara La Liga, tiga Liga Champions dan dua Piala Intercontinental. Ia juga merupakan salah satu dari enam pemain yang tampil lebih dari seratus kali di Liga Champions. Pele memasukkannya dalam daftar 125 pemain sepakbola terhebat sepanjang masa pada Maret 2004. Ia juga mendapat pengakuan sebagai legenda sepakbola internasional, dengan diberikannya Penghargaan Kaki Emas 2008.

5. Lilian Thuram (Prancis)

Bek Prancis paling sukses, dengan koleksi berbagai trofi dari empat klub di tiga negara, dan dua gelar internasional bersama timnas Prancis. Kemampuannya dalam membaca permainan dan menempatkan diri di lapangan membuatnya berbeda dari pemain bertahan kebanyakan.
Ia telah tampil dalam 142 pertandingan untuk Prancis, yang menjadikannya pemain yang paling sering diturunkan. Meski kurang mendapat pujian jika dibandingkan dengan bintang Prancis lainnya, seperti Zinedine Zidane dan Theirry Henry, perannya di timnas tidak kalah pentingnya. Ia membantu Prancis memenangkan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.

4. Franco Baresi (Italia)

Baresi menggawangi lini bertahan AC Milan dalam masa yang oleh banyak pengamat dinyatakan memiliki empat bek terbaik sepanjang sejarah, yaitu ia sendiri, Paolo Maldini, Alessandro Costacurta dan Mauro Tassotti. Ia juga menghabiskan seluruh karirnya di AC Milan dengan 532 pertandingan.
Ia mengoleksi enam Scudetto, tiga Piala Eropa dan Piala Dunia 1982, walau hanya sebagai cadangan. Paolo Maldini banyak berguru padanya, dan bahkan perkembangan karirnya kemudian mirip dengan Baresi. Ketika kemudian ia gantung sepatu, Milan memutuskan untuk menyimpan nomor punggung 6 yang selalu dikenakannya, sebuah penghargaan yang jarang dilakukan di Italia.

3. Bobby Moore (Inggris)

Pemain bertahan yang tenang, Moore banyak dipuji karena kemampuannya dalam membaca arah pertandingan dan mengantisipasi pergerakan lawan. Ia bukan bek yang hanya mengandalkan tekel keras. Pele menyebutnya sebagai pemain bertahan paling jujur yang pernah dilawannya.
Pada 29 Mei 1963, ia menerima ban kapten timnas Inggris ketika baru berusia 22 tahun, dan menjadi kapten tim senior Inggris termuda sepanjang masa. Prestasi terbesarnya adalah membawa Inggris menjuarai Piala Dunia 1966.

2. Paolo Maldini (Italia)

Ia tidak hanya hebat karena memiliki kesetiaan yang besar kepada klubnya, AC Milan. Lebih dari itu, ia adalah bek paling berprestasi. Bersama Milan, ia meraih tujuh Scudetto dan lima titel Liga Champions. Sebagai pemain yang paling banyak tampil untuk timnas Italia, Ia juga menjadi langganan tetap gelar pemain terbaik sepanjang karirnya. Tidak kurang dari Lilian Thuram pernah mengakui ingin sepertinya.
Satu-satunya kekurangannya adalah ia tidak pernah merasakan juara Piala Dunia.

1. Franz Beckenbauer (Jerman)

Italia boleh saja menyumbangkan banyak nama dalam daftar ini. Tapi, tidak ada yang lebih patut berada di posisi puncak daripada “Sang Kaisar”. Buktinya, banyak pemain yang merasa bangga jika dibandingkan dengannya. Selain seabrek trofi yang dikoleksinya, kejeniusannyalah yang membuat ia menjadi sosok yang susah dilupakan. Sepak terjangnya di lapangan sangat elegan.

Lebih dari itu, ia adalah pemikir ulung yang membawa revolusi di dunia sepakbola dengan menciptakan peran libero menyerang. Sebelumnya, tak seorangpun pernah berpikir bahwa seorang sweeper juga perlu untuk maju untuk membantu penyerangan, apalagi mencetak gol. Beckenbauer menciptakan taktik ini, dan menjadikannya sebagai bagian dari sepakbola modern.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3255349

Bagikan

sejarah AC MILAN

AC Milan adalah sebuah klub sepak bola Italia yang berbasis di Milan. Mereka bermain dengan seragam bergaris merah-hitam dan celana hitam, sehingga dijuluki Rossoneri (“merah-hitam”). Milan adalah tim tersukses kedua dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Seri A 17 kali dan Piala Italia lima kali.

Klub ini didirikan pada tahun 1899 dengan nama Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards, seorang ekspatriat Inggris. Sebagai penghormatan terhadap asal-usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan bahasa Inggris nama kotanya (Milan) daripada menggunakan ejaan bahasa Italia Milano.

Stadion tim saat ini adalah Stadion Giuseppe Meazza atau yang dikenal dengan sebutan San Siro yang berkapasitas 85.000 orang. Stadion ini digunakan bersama dengan Internazionale (”Inter milan”), klub besar lain di Milan. Suporter AC Milan menggunakan “San Siro” untuk menyebut stadion itu karena dulunya Giuseppe Meazza merupakan seorang pemain bintang bagi Inter.

Secara sejarah, AC Milan (dipanggil dengan “Milan” saja di Italia) didukung oleh para pekerja dan para buruh di Milan, sementara Inter lebih didukung orang-orang kaya. Meskipun begitu, pada beberapa tahun terakhir, basis pendukung telah banyak berubah. Milan kini dimiliki oleh raja media dan perdana menteri Italia saat ini, Silvio Berlusconi, sementara Inter dimiliki pebisnis garis tengah-kiri.

Skuad musim 2004/2005

1 Dida
2 Cafu
3 Paolo Maldini
4 Kakha Kaladze
5 Alessandro Costacurta
7 Andriy Shevchenko
8 Gennaro Gattuso
9 Filippo Inzaghi
10 Rui Costa
11 Hernán Crespo
12 Valerio Fiori
13 Alessandro Nesta 14 Dario Šimić
15 Jon Dahl Tomasson
17 Christian Abbiati
20 Clarence Seedorf
21 Andrea Pirlo
22 Kaká
23 M. Ambrosini
24 Vikash Dhorasoo
26 Giuseppe Pancaro
27 Serginho
31 Jaap Stam
32 Christian Brocchi
Prestasi

Seri A : 17
1901, 1906, 1907, 1950-51, 1954-55, 1956-57, 1958-59, 1961-62, 1967-68, 1978-79, 1987-88, 1991-92, 1992-93, 1993-94, 1995-96, 1998-99, 2003-2004
Liga Champions : 6
1962-63, 1968-69, 1988-89, 1989-90, 1993-94, 2002-03
Piala Italia : 5
1966-67, 1971-72, 1972-73, 1976-77. 2002-03
Piala Super Italia : 5
1988, 1992, 1993, 1994, 2004
Piala Interkontinental : 3
1969, 1989, 1990
Piala Super Eropa : 3
1989, 1990, 1994
Piala Winners : 2
1967-68, 1972-73
Piala Latin (Piala yang paling penting bagi klub-klub Eropa pada tahun 40an dan 50an. Diselenggarakan sejak 1949 hingga 1957 antara juara-juara Perancis, Italia, Portugal dan Spanyol. Kejuaraan ini menghilang setelah dimulainya Piala Champions.)
1951, 1956
Piala Mitropa
1981-82
Pemain Bintang yang pernah dan masih dimiliki

Renzo De Vecchi, Cesare Maldini, Karl Heinz Schnellinger, Kurt Hamrin, Sandro Salvadore, Juan Alberto Schiaffino, Jose Altafini, Gunnar Gren, Ruud Gullit, Marco van Basten, Frank Rijkaard, Gunnar Nordahl, Nils Liedholm, Gianni Rivera, Luther Blissett, Franco Baresi, Giovanni Trapattoni, Angelo Sormani, Roberto Donadoni, George Weah, Demetrio Albertini, Paolo Di Canio, Roberto Baggio, Zvonimir Boban, Gianluigi Lentini, Carlo Ancelotti, Paolo Maldini, Alessandro Costacurta, Cafu, Andriy Shevchenko, Hernán Crespo, Filippo Inzaghi, Jean-Pierre Papin, Dejan Savicevic, Ray Wilkins, Jimmy Greaves, Jaap Stam, Alessandro Nesta, Kaká.

Sekilas Tentang Andriy Shevchenko

Andriy Shevchenko lahir 29 September 1976 di Dvirkivschyna( juga akrab dipanggil Sheva) adalah seorang pesepak bola Ukraina yang bermain sebagai penyerang untuk AC Milan dan timnas sepak bola Ukraina.
Shevchenko memulai karirnya dengan klub Ukraina Dinamo Kiev, di mana di bawah arahan Valeri Lobanovsky dia tumbuh menjadi salah satu pemain yang paling penting dan terampil di klub tersebut.
Pada 1999, Shevchenko bergabung dengan AC Milan di Italia dengan harga sebesar $26 juta dan telah menjadi salah seorang pemain terpenting Milan. Sejak bergabung dengan Milan, dia telah dua kali meraih gelar Seri A, pada musim 1999/2000, dan 2003/2004. Selain itu, dia juga telah satu kali mencicipi gelar Liga Champions pada musim 2002/2003.
Pada Desember 2004 Shevchenko dinamakan sebagai Pemain Terbaik Eropa tahun itu. Dia juga disebut oleh Pele sebagai salah satu dari 125 pesepak bola terbaik dunia yang masih hidup pada bulan Maret 2004.

Sekilas Tentang San Siro

Stadion Giuseppe Meazza (nama Italia: Stadio Giuseppe Meazza, juga dikenal dengan nama San Siro), adalah stadion sepak bola di Milan, Italia. Stadion ini adalah kandang bagi dua tim liga Italia dari Seri A: A.C. Milan dan Internazionale.
Dibangun pada 1925 di distrik San Siro di Milan, yang menjadi sumber nama aslinya, di 1979 stadion ini diubah namanya secara resmi menjadi “Giuseppe Meazza” untuk menghormati seorang pemain Inter pada tahun 1920-an, namun hingga kini bagi fans AC Milan namanya tetap “San Siro”.
Pada tahun 1987 dalam persiapan untuk Piala Dunia pemerintah Italia memberikan dewan kota Milan $30 juta untuk memodernisasikan stadion tersebut, namun akhirnya ongkosnya membengkak dua kali lipat.
Pada tahun 1990, stadion ini menjadi tempat pertandingan final Piala Dunia antara Jerman Barat dan Argentina.

Kapasitas: 85.700
Lapangan = Panjang: 105 meter, Lebar: 68 meter, Permukaan: Rumput
Peresmian: 19 September 1926
Alamat: Via Piccolomini 5, 20151 Milan Bagikan